Info Sekolah
Rabu, 29 Nov 2023
  • Sehubungan dengan mulai dilaksanakannya proyek pembangunan Masjid di lingkungan SMAN 10 Samarinda, maka selama proses pembangunan agar tidak memarkir kendaraan di area sekitar lokasi pembangunan masjid
  • Sehubungan dengan mulai dilaksanakannya proyek pembangunan Masjid di lingkungan SMAN 10 Samarinda, maka selama proses pembangunan agar tidak memarkir kendaraan di area sekitar lokasi pembangunan masjid
7 Oktober 2023

ARFI’AN : INOVATOR, ENTREPRENEUR, LEADER AUTODIDAK KEAS DUNIA

Sab, 7 Oktober 2023 Dibaca 166x
Kemarin kami para anggota BAN PDM melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Salatiga, yaitu Qaryah Tayyibah, SMKN 2 Salatiga, SMK Saraswati, dan D’tech Engineering. Kunjungan ini berkat undangan dari Kang Bahruddin, penggagas sekolah Qaryah Tayyibah yang juga merupakan salah satu anggota BAN PDM. Saya sendiri sudah mengenal Gus Bah ini belasan tahun yang lalu dan bahkan pernah menitipkan anak sulung saya, Yubi, untuk menikmati pendidikan yang memerdekakan ala Qaryah Tayyibah yang legendaris ini. Di sini kami juga bertemu dengan Ibu Tri Mumpuni yang juga legendaris itu.
Kunjungan kami ini adalah kelanjutan dari pertemuan kami secara daring dengan Mas Arfi’an Fuadi, pendiri D’tech Engineering, yang kisah dan kiprahnya memukau kami. Kisahnya begitu memukau sehingga kami berencana untuk datang dan melihat sendiri seperti apa dan bagaimana Mas Arfi’an melakukan kiprahnya dengan anak-anak SMK dan sekarang dengan mahasiswa didiknya.
Bagi Anda yang belum pernah mendengar namanya, Arfi’an ini adalah pemuda lulusan SMK yang berhasil menjuarai kompetisi tiga dimensi (3D) design engineering untuk jet engine bracket (penggantung mesin jet pesawat) yang diselenggarakan General Electric (GE) Amerika Serikat. Kompetisi ini diikuti sekitar 700 peserta dari 56 negara. Dan desain Arfi’an memenangkan kompetisi tersebut. Mereka juga berhasil membuat pesawat nirawak, pesanan dari Amazon, yang digunakan para ilmuwan untuk meneliti lapisan es di kutub utara. Jadi ini kisah ‘from zero to hero’ di mana anak lulusan SMK Indonesia bisa mengalahkan para insinyur dari berbagai penjuru dunia. Arfian dan Arie, adiknya, keluar sebagai juara pertama mengalahkan para pakar professional dan doktor dari Swedia dan lulusan Oxford University yang bekerja di perusahaan Airbus.
Arfi’an ini seorang autodidak tulen. Ia belajar melalui samudera luas ilmu yang ada di internet. Belajar sendiri dan menjadi sangat ahli tanpa guru pembimbing. Melalui internetlah ia belajar dan menempa dirinya sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Ini artinya siapa pun kalau mau belajar melalui internet insyaallah bisa mendapatkan ilmu yang dia inginkan seperti Arfi’an ini.
Pada 2009, Arfian yang lulusan SMK ini sempat bekerja di Kantor Pos dan hanya bekerja sebagai seorang penjaga malam, Dari gajinya Arfian menabung untuk membeli komputer bekas dengan tambahan uang dari ayahnya. Dengan komputer bekas itu ia melanglang buana ke dunia luas lewat internet yang kebetulan bisa ia peroleh aksesnya karena kantornya bersebelahan dengan telkomsel. Bermodal komputer bekas itu, Arfian mendirikan perusahaan desain, Dtech-Engineering pada 2009. Dtech merupakan perusahaan desain mekanik. Lingkup bisnis mereka adalah mechanical engineering, mechanical designing, product design, serta finite element analysis.
Tak lama kemudian Dtech langsung mendapatkan klien yang berbasis di Jerman. Arfian mengatakan, tak sulit mendapatkan klien internasional dengan mendaftar di salah satu situs freelance, Elance.com. pelanggannya mengenalnya dari sana. Sampai hari ini Dtech sudah melayani lebih dari 150 klien dari berbagai belahan dunia, seperti Amerika, Eropa, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Order yang diterima pun sangat beragam, mulai dari membuat gantungan kunci yang kecil sampai membuat sasis mobil dan ultralight aircraft.
Setiap bulan, Arfian biasanya mengerjakan 10 hingga 20 proyek. Namun, bila proyek yang dikerjakan berskala besar, mereka hanya menerima lima proyek. Tiap proyek desain dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat beragam. “Ada proyek yang selesai dalam waktu beberapa jam, tetapi ada juga yang sampai setahun,” ucap dia.
Kerja sama dengan klien tak hanya berdasarkan proyek. Arfian mengatakan, ada juga klien yang menerapkan sistem kontrak selama enam bulan. Tarif yang dipatok Arfian dan Arie saat ini sekitar Rp 175.000 atau sekitar 15 dollar AS–20 dollar AS per jam untuk tiap orang.
Sejak tahun 2020, DTECH-ENGINEERING bekerjasama dengan ATWM (Akademi Teknik Wacana Manunggal), mulai mencanangkan Sustainable Education Project. Misi utamanya adalah untuk menuntaskan masalah akses dan kualitas pendidikan. Yakni dengan program pendidikan bebas biaya yang mengajak mahasiswa berinovasi secara intensif dan mengaplikasikan ilmu untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata.
Kurikulum program ini disusun agar apa yang dipelajari di sekolah dapat langsung diaplikasikan menjadi produk yang dapat dikomersialisasikan. Keuntungan yang didapat digunakan untuk membiayai kuliah serta pengembangan produk baru. DTECH ENGINEERING telah menyediakan 10 mesin CNC (Computer Numerical Control, atau ‘mesin pembuat mesin’) buatan sendiri yang terus bertambah, agar digunakan secara maksimal untuk mewujudkan ide-ide ‘gila’ dari para mahasiswa.
Salah satu bidang yang dikerjakan oleh mahasiswa adalah inovasi part sepeda motor. Di tahun pertama, ratusan desain telah dibuat dan ribuan part yang berasal dari kreativitas mahasiswa telah diproduksi dan dipasarkan. Hasil penjualannya digunakan untuk membiayai keperluan kuliah serta riset dan pengembangan produk baru.
Jadi, pada dasarnya proyek ini bukan program beasiswa. Para mahasiswa masih harus ‘membayar’ biaya kuliah, tapi dengan menyumbangkan ide, desain, kreativitas, atau inovasi dan bakat lain yang mereka punya. Dengan cara itu, para mahasiswa juga mendapatkan gaji yang sesuai dari hasil inovasi mereka, jauh melebihi UMR, serta asuransi kesehatan
Program awal ini hanya dimulai dengan 20 mahasiswa. Tahun berikutnya ditingkatkan untuk menerima 40 calon mahasiswa baru. Secara formal mereka akan mendapatkan ijazah setara D3 dengan waktu tempuh belajar selama tiga tahun. Setahun sejak dibukanya program pendidikan berkelanjutan ini, DTECH ENGINEERING sudah menggaet 15 lembaga vokasi, membuat 34 mesin CNC, 356 jenis produk berjumlah lebih dari 60 ribu unit, dengan pendapatan lebih dari 40 miliar rupiah. Bayangkan…! Sejak mahasiswa mereka sudah menjadi entrepreneur asli dengan ide-ide inovatif mereka yang langsung mereka uji dengan produk yang juga langsung diuji dengan penjualannya. Dan mereka sukses besar…!
Mimpi Arfi’an tidak berhenti di situ.
“Nanti pada semester empat, mereka akan kami ajak untuk menggarap proyek-proyek global, atau menyelesaikan masalah-masalah global, seperti krisis iklim, energi terbarukan, kualitas pendidikan, masalah sampah plastik, atau isu-isu lain yang menjadi tugas kita sebagai manusia untuk menyelesaikannya. Ini sebagai bentuk cinta dan kepedulian kita kepada bumi dan generasi-generasi mendatang,” ujarnya
Bagi saya sosok seperti Arfi’an ini sangat istimewa. Dia adalah sosok macam Nikola Tesla yang jenius itu. Semula saya penasaran bagaimana mungkin seseorang yang hanya belajar otodidak bisa mencapai apa yang dilakukan oleh Arfi’an ini. Ternyata kemarin saya menemukan jawabannya. Ternyata apa yang dicapainya itu adalah berkat 80.000 jam belajar dan pengalaman yang telah ia lalui selama ini. No wonder…!😁
Hal yang lebih menarik bagi saya adalah bahwa ia juga berhasil mengajak anak-anak SMK yang ‘average students’ mampu membuat produk yang bukan hanya inovatif tapi juga menghasilkan uang bagi mereka. Jadi ia tidak hanya membuat dirinya hebat dan sukses dengan pemikiran dan produknya tapi ia juga berhasil mengajak banyak orang lain melakukan hal yang sama dengannya, menghasilkan produk yang bukan hanya inovatif dan bermanfaat tapi juga berhasil mereka jual dalam skala besar. Arfi’an berhasil mencetak entrepreneur-entrepreneur belia yang sukses seperti dirinya.
Apa kiranya rahasianya agar semakin banyak warga Indonesia yang bisa menjadi inovator-inovator seperti yang dihasilkan oleh Arfi’an ini? Yang luar biasa dari Arfi’an ini adalah bahwa ia mampu menyuntikkan keyakinan (or you may call it ‘keimanan’) bahwa setiap orang mampu untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Apa yang tampaknya sulit, luar biasa, tak mungkin dicapai sebenarnya hanyalah mitos. Semua anak bisa melakukan hal-hal luar biasa jika mereka ingin berusaha keras mencapainya. Arfi’an berhasil menyuntikkan keyakinan pada semua siswa yang ikut dengannya bahwa everybody is unique and special and they can do incredible and wonderful thing if they really want to find out their special capacity and capability. Keyakinan bahwa ‘saya juga bisa´ ini bisa masuk dan meresap pada anak-anak mahasiswanya Arfi’an karena mereka melihat, bertemu, dan dibimbing langsung oleh ‘The Best Mentor’ yang telah membuktikan dirinya yang mampu berubah ‘from zero to hero’ day by day. Arfi’an adalah mentor yang luar biasa untuk mencetak para entrepreneur dan innovator klas nasional. Saat ini siswanya telah berhasil memperoleh omzet 40-an milyar dan bahkan menyumbang pajak 4 milyar lebih ke negara. Bayangkan anak-anak lulusan SMK yang bukan anak-anak paling cerdas dalam waktu singkat berhasil membuat karya, menghasilkan produk, memasarkan dan menjual sendiri produknya dengan nilai yang fantastis. Saya yang datang ke pabriknya di Salatiga terkagum-kagum melihat dan berbicara dengan anak-anak yang penuh percaya diri dan sudah menjalankan bisnisnya sendiri dengan sangat kompak. Mereka jelas tidak akan perlu khawatir akan masa depan mereka setelah lulus kelak karena pada saat di SMK dan kuliah di semester awal pun mereka sudah MENCIPTAKAN pekerjaan dan penghasilan sendiri yang omzetnya fantastis.
Punya gelar professor itu hebat. Tapi bisa menciptakan karya yang bertaraf internasional, memiliki pabrik besar, mendidik dan menjadikan anak-anak SMK menjadi innovator dan entrepreneur hebat adalah jauh lebih hebat di mata saya. Pada masa awal berdirinya, dengan karyawan sebanyak 8 orang, Dtech Engineering telah meraup omzet hingga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per bulan. Sekarang ini dengan sekitar 300-an karyawan Dtech Engineering bahkan mendapat kontrak pembuatan kursi KA dari PT INKA sekitar 100 milyar.
Dengan terus menciptakan puluhan entrepreneur dan innovator apakah Arfi’an tidak takut jika mereka nantinya akan menjadi pesaingnya? Tidak sama sekali. “Betapa banyak peluang dan kesempatan di pasar global yang bisa kita raih kalau mau berusaha,” kata Arfi’an. Dunia usaha itu seperti lautan luas yang bisa kita arungi ke sangat banyak tempat. It’s a blue ocean. Dia mencontohkan saat sebuah perusahaan besar memintanya menggarap proyek. Mereka dapat mempelajari strategi perusahaan tersebut, bagaimana standar kualitas mereka, bagaimana kontrol mereka terhadap produknya, termasuk bagaimana mereka memandang konsumen lalu belajar banyak sekali dari mereka. Perusahaan-perusahaan besar itu memiliki bagian riset dan pengembangan sendiri. Namun, mereka kadang ingin mendapat opini kedua dari pihak lain yang tidak terbelenggu rutinitas dan biasanya justru bisa menghasilkan sesuatu yang baru,” ujar Arfi’an. Melalui apa yang mereka lakukan, mereka ingin membuka mata anak bahwa masa depan yang cerah bisa mereka raih sejak mereka di sekolah menengah dan di bangku kuliah. Tidak perlu menunggu setelah lulus. model PBL Dtech secara resmi menjadi contoh salah satu program yang direkomendasikan untuk program dana padanan (matching fund) dari Direktorat Pendidikan Vokasi Kemendikbud.
Berdiskusi dengan Arfi’an sungguh akan menimbulkan rasa optimisme kita bahwa kita bisa memecahkan masalah-masalah yang semula kita pikir tidak bisa atau terlalu sulit untuk dilakukan. Nothing is impossible adalah prinsip Arfi’an Fuady D’Tech Engineering.
Ranggajati Solo – Surabaya
20 Sept 2023
Satria Dharma
https://www.facebook.com/satriadharma2002

Tulisan Lainnya

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar