Berawal dari diskusi ringan dengan beberapa siswa, lahirlah program SMS, “Siswa Masuk Sawah”, hal ini dilakukan bukan tanpa alasan mengingat ketika ditanyakan terkait istilah “banih“, ada siswa yang tidak mengetahui, termasuk jika istilah gabah yang digunakan juga ada yang tidak tau, andai tau sekalipun mereka tidak tau wujudnya seperti apa, padahal dari hasil banih/gabah tersebut mereka memakannya setiap hari.
Banih adalah istilah dalam bahasa Banjar yang sama dengan istilah Gabah dalam bahasa Indonesia. Banih/Gabah adalah benih/bibit padi yang masih terbungkus dengan sekam, sedangkan jika anda menemukan beberapa butir gabah/banih di dalam beras, masyarakat Banjar menyebutnya “antah”
Hasil pemisahan kulit padi (sekam) dengan isinya disebut beras, dan beras inilah yang dikonsumsi sebagian masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan pokok.
SMAN 10 Samarinda menyiapkan lahan untuk mengenalkan proses penyemaian Banih ini hingga menjadi beras yang siap dikonsumsi kepada seluruh siswa, khususnya siswa yang berasrama.
Lahan tersebut sekaligus akan menjadi laboratorium alam untuk riset terkait ekosistem persawahan. Laboratorium alam lainnya yang saat ini juga dipersiapkan adalah kolam ikan, pertanian palawija dan tentunya green house untuk penyediaan buah dan sayuran yang akan didistribusikan ke dapur asrama.
Kita akan berproses untuk membekali siswa SMAN 10 Samarinda cerdas secara akademis dan akhlak yang baik, namun juga punya kecakapan hidup dan Resiliens yang mumpuni, ujar Kepala SMAN 10 Samarinda.
Tinggalkan Komentar